SD N 02 Selokaton, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah >>> ”TERWUJUDNYA SISWA SDN 02 SELOKATON YANG TAQWA UNGGUL HANDAL TANGGAP IPTEK DAN BERKARAKTER PANCASILA”>

Thursday, October 3, 2013

MENULIS

1. Menulis dialog
Dialog atau percakapan adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog berisi tanya jawab yang terarah antara dua orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban diajukan secara bergiliran. Masalah dalam percakapan umumnya berupa persoalan-persoalan ringan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
 Langkah-langkah menyusun dialog atau percakapan antara lain:
  1. Menentukan masalah atau tema pembicaraan
  2. Menentukan orang-orang yang terlibat dalam percakapan
  3. Menentukan susunan kalimatnya
  4. Menggunakan pilihan kata yang tepat
2. Mengisi formulir
Formulir adalah lembar isian tentang informasi tertentu. Pengisian formulir dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan.
Bagian-bagian formulir adalah sebagai berikut:
a. Bagian kepala
Berisi nama lembaga, alamat, nomor telepon
b. Bagian tubuh
Berisi keterangan yang harus diisi seperti:
1) Nama lengkap
2) Jenis kelamin
3) Tempat dan tanggal lahir
4) Agama
5) Pendidikan
6) Alamat
7) Keterangan lain
c. Bagian ekor
Berisi tempat dan tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas pengisi.Pengisian formulir harus benar, jelas, dan lengkap. Gunakan huruf yang jelas, misalnya menggunakan huruf cetak. Hindarilah coret-coretan, karena akan menimbulkan keraguan.



3. Menggunakan kata depan 


Kata depan merupakan kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian kalimat. Kata depan biasanya terletak di depan kata benda.
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. 
Berikut ini contoh kata depan dan fungsinya:

Kata Depan
Fungsi

dari === >menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat atau milik



dengan ===> menandai hubungan kesertaan atau cara



di ===> menandai hubungan tempat berada



ke ===> menandai hubungan arah menuju suatu tempat



oleh ===> menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku



pada ===> menandai hubungan tempat atau waktu



sejak ===> menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang lain



bagi, untuk, buat, dan guna ===> menandai hubungan peruntukan



karena, sebab ===> menandai hubungan sebab (penyebaban)
4. Menyusun kalimat majemuk 
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalilmat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara tidak memiliki anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai dengan konjungsi atau kata hubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, sedangkan.
Contoh :
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
  • Kakak menyapu lantai (kalimat tunggal I)
  • Ibu memasak di dapur (kalimat tunggal II)
  • Kakak menyapu lantai dan ibu memasak di dapur.
 b. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang unsur-unsurnya tidak sederajat. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada. Salah satu unsurnya berfungsi sebagai induk kalimat, dan unsur yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh konjungsi antara lain sejak, ketika, agar, karena, atau seandainya.
Misalnya:
  • Adik bermain boneka. (kalimat tunggal)
  • Gadis kecil berpita merah itu sedang bermain bola. (subjek pada kalimat pertama diperluas) 
  • Ayah berangkat ke Surabaya ketika aku


5. Menulis petunjuk pemakaian 
Petunjuk adalah sesuatu tanda untuk menunjukkan atau memberi tahu. Pemakaian adalah proses, cara, atau penggunaan. Petunjuk pemakaian adalah suatu tanda untuk menunjukkan dalam penggunaan. Kamu harus mengetahui petunjuk pemakaian sebelum menggunakan agar kamu dapat menggunakan secara baik dan benar.
Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk tersebut harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut.
a. Jelas 
Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c. Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah
Coba kamu perhatikan petunjuk pemakaian obat berikut ini!
1) Obat diminum 3 kali sehari
2) Obat diminum setelah makan 
3) Minum obat dengan duduk tenang 
4) Harus dengan resep dokter
Setelah minum obat, barulah dapat beristirahat. Tidak boleh terlalu capek karena dapat menghalangi kerja obat.

6. Menggunakan sinonim dan antonim

a. Sinonim 
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Yang sama maknanya
sudah - telah

sebab - karena 
amat - sangat
·         Yang hampir sama maknanya
untuk – bagi – buat – guna

cinta – kasih – sayang 
melihat – mengerling – menatap – menengok
b. Antonim
Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi. 
Contoh:
besar >< kecil

ibu >< bapak
bertanya >< menjawab


7. Menggunakan imbuhan (afik)

a. Prefiks (Awalan) : be®-, pe®-, me(N)-, di-, te®-, se-, pe(N)-, ke-
b. Infiks (Sisipan) : -el-, -em-, -er-, -in-(?) 
c. Sufiks (Akhiran) : -kan, -i, -an 
d. Konfiks (Gabungan imbuhan) : ber-kan, ber-an, per–an, pe –an, per-i, me-kan, Me-i, memper-, memper–kan, memper-i, ter-kan, ter-i,
 Rumus Pembentukan Kata 
a. Ketahui/pastikan bentuk dasarnya
b. Ketahui/pastikan bentuk terikat yang mengimbuhinya 
  • kontrakkan : kontrak + -kan
  • kontrakan : kontra + -kan 
Untuk menentukan makna imbuhan dengan mudah, dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Gantilah imbuhan yang ditanyakan dengan tanda titik-titik. 
b. Isilah titik-titik tersebut dengan kata yang sesuai dengan makna kalimat asal. 
c. Dalam pengisian, bentuk dasar kadang-kadang perlu ditambah imbuhan. 
Contoh:
Apa makna imbuhan me-kan pada “Upaya meninggikan tanggul sudah dikerjakan"?
Langkah 1:
Upaya …tinggi tanggul sudah dikerjakan.

Langkah 2:
Upaya membuat tanggul jadi tinggi sudah dikerjakan.

Jadi makna me-kan pada kalimat di atas: membuat jadi …

8. Menyusun paragraf 
Paragraf merupakan susunan beberapa kalimat yang terjalin secara utuh dan padu yang di dalamnya memuat satu gagasan utama. Yang tidak boleh dilupakan dalam pengembangan paragraf adalah koherensi antarkalimat maupun ide dengan panduan kohesi yang tepat. Kalau hal itu diperhatikan, tidak ada paragraf yang memiliki kalimat dengan ide lain. Kalimat seperti itu hendaknya dibuang karena dapat mengacaukan kepaduan ide. Kalimat seperti itu biasa disebut kalimat sumbang atau tidak padu.
Syarat pembentukan paragraf yang baik :
  1. Prinsip kesatuan (unity) : maksudnya setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan pokok.
  2. Prinsip kepaduan/koherensi : setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain.
  3. Kelengkapan : Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan

Berdasarkan letak kalimat utama paragraf dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Paragraf deduktif
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. 
b. Paragraf induktif
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. 
c. Paragraf campuran
1) Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
2) Kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.
9. Ejaan 
a. Menggunakan huruf kapital
1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
  • Dia mengantuk.
  • Apa maksudnya? 
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
· Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
· Bapak menasihatkan, “Berhati-hati, Nak!”
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. 
Misalnya: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur'an, Weda, Islam, Kristen.
  • Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti dengan nama orang. 
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
· Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
· Tahun ini dia pergi naik haji. 
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jendral Departemen Pertanian, Gubernur Kalimantan Selatan
7) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
  • Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
  • Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal. 
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Pernakusumah, Ampere.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere




Berlanjut ke : 9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.



No comments: