SD N 02 Selokaton, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah >>> ”TERWUJUDNYA SISWA SDN 02 SELOKATON YANG TAQWA UNGGUL HANDAL TANGGAP IPTEK DAN BERKARAKTER PANCASILA”>

Monday, October 19, 2015


Jeda Ceria Selokaton Dua 2015

Dalam rangka mengisi  jeda semester gasal tahun pelajaran 2015/2016, SDN 02 Selokaton mengadakan berbagai kegiatan. Kegiatan jeda semester yang diawali kegiatan membaca masal pada Senin, 12 Oktober 2015, berlangsung meriah. Pada hari yang sama, kegiatan jeda juga diisi dengan menggambar untuk siswa kelas 1, 2 dan 3. Sedangkan untuk siswa kelas 4,5 dan 6, setelah membaca masal dilanjutkan lomba membuat sinopsis buku yang dibaca.
 Hari kedua, acara jeda masih dilanjutkan lomba menyanyi lagu nasional untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3, sedang siswa kelas 4 sampai kelas 6 penuh antusias mengikuti lomba menghafal surat pendek Juz 'amma. Kamis, 15 Oktober 2015 SDN 02 Selokaton semarak dengan kegiatan kerja bakti masal membersihkan lingkungan sekolah. Perhatian untuk menjaga kesehatan badan diwujudkan dengan senam aerobik pada hari Jum'at, 16 Oktober 2015. Hari Sabtu, siswa dan seluruh warga sekolah SDN 02 Selokaton dihibur dengan atraksi binatang dan aksi lucu badut. 

Puncak acara jeda semseter gasal 2015 diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang pada Senin, 19 Oktober 2015. Untuk lomba sinopsis Wahidiyati, Yoriska, Dhika, Egidia, Laila dan Kayla menjadi juara 1 untuk tiap kelas. Lomba menyanyi dimenangkan Selonika kelas 3, sedangkan predikat penghafal terbaik untuk lomba menghafal surat pendek Juz 'amma diraih oleh Nur lailatus Sa'adah kelas 4.
Kepala sekolah berprestasi Karanganyar 2015 : 
Dari Selokaton untuk Karanganyar


Warsito S. Pd, M.Pd (paling kiri) bersama juara
Kepala Sekolah Berprestasi Karangannyar 2015
" Terima kasih untuk semua rekan guru dan karyawan atas semua dukungan dan kerjasama yang diberikan. Semoga kita bisa memaknai profesi guru sebagai panggilan hati untuk menyiapkan generasi unggul di masa depan" demikian tanggapan yang diberikan Warsito  ketika dikonfirmasi atas keberhasilannya meraih juara 1 dalam lomba pemilihan kepala sekolah berprestasi tingkat kabupaten Karanganyar pada bulan April 2015. Warsito yang sehari hari bertugas menjadi kepala sekolah SDN 02 Selokaton mewakili kabupaten Karanganyar untuk mengikuti  lomba sejenis di tingkat provinsi Jawa tengah yang diselenggarakan pada bulan Mei 2015. Berkat ketekunan, kerja keras, disiplin serta semangat pantang menyerah, kepala sekolah yang lahir pada 1 Januari 1971 ini berhasil menjadi satu diantara 6  kepala sekolah terbaik tingkat provinsi  Jawa tengah hasil seleksi dari 30 kepala sekolah berprestasi dari seluruh perwakilan kabupaten se provinsi Jawa Tengah. Kepala sekolah  yang memberikan perhatian besar pada dunia pendidikan ini, sering menuangkan ide dan gagasan tentang pendidikan yang dimuat di berbagai majalah pendidikan dan jurnal penelitian. Kegiatan ilmiah  dijalani dengan mengikuti berbagai diklat dan menjadi nara sumber kegiatan pendidikan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional.
 "Menjadi guru yang profesional adalah sebagai wujud sifat amanah dan tanggung jawab profesi" tutur beliau yang membawa SDN 02 Selokaton mencapai akreditasi A dan mengangkat  batik tulis sebagai keunggulan lokal.
Warsito S.Pd, M.Pd  (mengenakan jas hitam) bersama rekan
peserta seleksi kepala sekolah berprestasi Karanganyar 2015

Wednesday, September 30, 2015

Idul Adha 1436 H di Selokaton

Dalam rangka memperingati hari raya Idul Adha 1436 H, SDN 02 Selokaton mengadakan penyembelihan 3 ekor kambing pada hari Sabtu, 26 September 2015. Acara yang digelar tiap tahun ini bertujuan untuk memupuk jiwa pengorbanan dan keikhlasan untuk mentaati perintah Allah swt seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim alaihi salam dan Ismail alaihi salam kepada segenap warga sekolah SDN 02 Selokaton.





Seluruh karyawan berpartisipasi dalam kegiatan Idul Adha 1436 H di SDN 02 Selokaton, mulai dari penyembelihan, memasak daging dan membagikan daging olahan daging kambing. Semoga semangat berqurban memberikan nuansa syiar Islam yang mendukung terbentuknya karakter generasi yang taat, cerdas dan berkwalitas untuk menyongsong masa depan.



Guru Idola kelas V Gondangrejo dari Selokaton 02

Retno Prihandayani meraih juara 1 dalam lomba guru kelas berprestasi yang diselenggarakan oleh UPT PUD NFI kecamatan Gondangrejo pada tanggal 29 September 2015, mengangkat tema "Guruku Idolaku" . Retno Prihandayani yang sehari hari menjadi wali kelas V SDN 02 Selokaton, kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, berhak mewakili kecamatan Gondangrejo pada lomba sejenis di tingkat kabupaten Karanganyar dalam kategori guru kelas V SD yang akan diselenggarakan pada 13 Oktober 2015 mendatang. "Kemenangan adalah amanah. Semoga kemenangan ini juga dicatat sebagai amal ibadah saya sebagai guru. Saya akan berusaha sekuat tenaga dan semaksimal kemampuan saya." kalimat disertai senyum manis beliau usai menerima piala penghargaan.

Sunday, September 27, 2015



 Nabila Juara 1 Khitobah Putri
Nabila Farah Fadilla, siswi kelas 3 SDN 02 Selokaton, berangkat ke kabupaten Karanganyar untuk mewakili kecamatan Gondangrejo dalam lomba MAPSI ke 18 tahun 2015. pada 21 September 2015, putri kedua dari almarhum Muhammad sadikhun ini berjuang mengalahkan 23 peserta dari SD di kecamatan Gondangrejo pada cabang khitobah putri. 
Siswi yang selalu mendapat rangking pertama di kelas ini, mengungkapkan senang mengikuti lomba untuk menambah ilmu. "saya senang bisa menang di kecamatan, semoga nanti bisa juara di kabupaten. Saya akan lebih giat berlatih" tutur gadis kecil yang lahir di Karanganyar, 18 Juni 2007 ini.
Selamat Nabila! Semoga menjadi anak yang sholikhah, menjunjung nama baik kedua orang tua dan sekolah beserta segenap guru dan bermanfaat bagi sesama. Semoga semakin banyak prestasi yang akan engkau ukir di masa yang akan datang. 

Monday, September 14, 2015

STRATEGI PENGELOLAAN KELAS





WARSITO,S.Pd,M.Pd
Kepala Sekolah SD Negeri 02 Selokaton
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar 
Warsito_adjie@yahoo.com


A. PENTINGNYA STARTEGI PENGELOLAAN KELAS 




Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas Pada dasarnya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya.


Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
B. PERAN GURU DALM PENGELOLAAN KELAS


CIRI KHUSUS SEKOLAH ADA PADA PROGRAM 
KEUNGGULAN LOKALNYA

Warsito, S.Pd, M.Pd

Kepala Sekolah SDN 02 Selokaton
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar
Warsito_adjie@yahoo.com

Setiap daerah pasti mempunyai keunikan yang berbeda-beda yang menjadi ciri khusus dari daerah tersebut. Dimana keunikan tersebut akan dipengaruhi oleh tradisi, sosial ekonomi, sosial budaya dan sejarah. Keunikan yang ada pada suatu daerah juga bisa merupakan hasil kreasi seni, tradisi, hasil budidaya sumber daya alam, hasil budidaya sumber daya manusia dan hasil olah pikir manusia. Hasil dari semua itu pada suatu daerah bisa disebut sebagai keunggulan lokal. Keunggulan lokal sendiri adalah adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Yang perlu dicermati adalah bahwa potensi yang telah ada pada setiap wilayah tersebut perlu digali dan dioptimalisasikan sehingga dapat meningkatkan nilai baik dari segi ekonomi, sosial budaya, kredibilitas baik secara perorangan maupun suatu lembaga. Peningkatan tersebut tentunya dalam bentuk produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan menarik serta memiliki keunggulan komparatif. 


Perpustakaan SDN 02 Selokaton

Thursday, April 9, 2015

PENTINGNYA NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK

PENTINGNYA NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK

Saliman, S.Pd
Guru SDN 02 Selokaton Kec. Gondangrejo
Kab. Karanganyar, Jawa Tengah

PENDAHULUAN


Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang berkepribadian dan berkarakter. Mengingat anak seperti kertas putih tinggal bagaimana orangtua memberikan motif dan gambar pada kertas tersebut. Dengan demikian perkembangan anak tersebut sangat tergantung dengan kondisi lingkungan di sekitarnya terutama lingkungan keluarga. Dengan demikian dapat dipahami bahwa anak akan tumbuh dan berkembangan dengan baik, tidak saja cukup mengandalkan potensi yang dibawanya secara genetik akan tetapi juga sangat ditunjang oleh faktor lain yaitu lingkungannya sebagaimana dinyatakan oleh John Lock (1632-1704) melalui teori empirismenya yang beranggapan bahwa “manusia lahir dalam keadaan tabularasa, putih bersih bagaikan kertas yang belum ditulisi. Lingkunganlah yang membentuk seseorang menjadi manusia seperti dia pada waktu dewasa” (Irwanto, 2012: 212).



Budaya jawa sebagai sumber pendidikan karakter tidak perlu diragukan lagi keberadaannya, karena dalam budaya jawa syarat akan pendidikan nilai yang merupakan substansi utama dari pendidikan karakter. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dalam budaya jawa terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, konsepsi, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa, toleransi, kasih sayang, gotong royong, andhap asor, kemanusiaan, nilai hormat, tahu berterima kasih, dan lainnya. Pendidikan karakter yang digali dari substansi budaya jawa dapat menjadi pilar pendidikan budi pekerti bangsa.

Wednesday, April 8, 2015

Rangkuman IPS Kelas IV Bab 2

Bab 2
Keragaman Sosial dan Budaya

  1. Kenampakan alam adalah berbagai bentukan muka bumi yang terjadi secara alamiah, dapat juga di artikan segala sesuatu di alam yang menampakkan diri atau menunjukkan diri kepada kita. Kenampakan alam terdiri dari dua bagian pokok, yakni; kenampakan alam berupa daratan dan perairan.
  2. Kenampakan alam Daratan, Bentuk daratan bermacam-macam, antara lain:
a. Gunung; Ada dua macam gunung, yaitu:
  • Gunung berapi menghasilkan barang-barang tambang, seperti, batu, pasir, belerang, dan sumber air panas. Sumber air panas dapat menjadi daya tarik pariwisata bagi daerah. 
  • Gunung yang tidak berapi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan, kehutanan, suaka margasatwa, atau tempat rekreasi.
b. Pegunungan adalah bagian dari dataran yang bergunung-gunung. Tingginya lebih dari 700 meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk dan sering dimanfaatkan untuk tempat rekreasi, peristirahatan, dan pertanian. Pertanian yang dikembangkan di daerah pegunungan adalah pertanian hortikultura. Pertanian hortikultura adalah pertanian yang mengembangkan jenis tanaman sayur-sayur dan buah-buahan.
c. Dataran tinggi, Permukaan dataran tinggi terletak di atas 200 meter dari permukaan laut. Dataran tinggi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya sebagai tempat peristirahatan, tempat menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Dataran tinggi biasanya merupakan daerah yang sejuk.
d. Dataran rendah adalah wilayah di daratan dengan ketinggian antara 0–200 meter di atas permukaan laut. Umumnya daerah dataran rendah terdapat di sekitar pantai. Daerah dataran rendah dapat dimanfaatkan manusia untuk kegiatan pertanian, peternakan, perumahan, membangun industri, perkebunan tebu, perkebunan kelapa, dan sebagainya.
e. Pantai adalah bagian dari daratan yang berbatasan langsung dengan laut.

Rangkuman IPS Kelas IV Bab I

Bab 1
Membaca dan Menggambar Peta

1. Peta atau map adalah gambar seluruh atau sebagian permukaan bumi dalam bidang datar dengan perbandingan tertentu. Peta memberikan informasi tentang suatu wilayah.


2. Agar terampil membaca peta kita harus mengetahui unsur-unsur peta.Unsur peta terdiri dari:
  • Judul peta; Judul peta menunjukkan nama peta. Judul peta ditulis di bagian atas dengan huruf yang menonjol.
  • Garis tepi peta; batas-batas pinggir gambar peta. Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis.
  • Legenda; keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada peta. Biasanya legenda terletak di bagian bawah sebelah kiri ataupun kanan.
  • Simbol; gambar yang digunakan untuk mewakili objek-objek dalam peta. Misalnya symbol untuk danau, sungai, jalan, rel kereta, ibukota provinsi, batas kabupaten, dan sebagainya, berbentuk warna, garis, dan gambar.
  • Skala; perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sesungguhnya. Sebuah peta selalu dibuat jauh lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya. Akan tetapi, letak, jarak, dan arahnya seperti keadaan yang sebenarnya. Ada dua macam jenis skala, yaitu:
  1. Skala angka (skala numerik) disebut juga skala perbandingan. Skala biasanya ditulis di bagian bawah. Misalnya dalam sebuah peta kita menemukan Skala 1:10.000, artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di permukaan bumi.
  2. Skala garis, ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama. Panjang masing-masing ruas = 1 cm.
  3. Manfaat skala dalam menggambar sebuah peta adalah sebagai berikut;
  4. Dengan skala kita dapat memperbesar atau memperkecil sebuah peta/ gambar tertentu.
  5. Dengan skala kita dapat menggambar suatu tempat yang sangat luas di atas kertas yang kecil.
  6. Dengan skala kita dapat mengetahui atau menentukan jarak suatu tempat yang satu dengan tempat lainnya.
  7. Penunjuk arah (mata angin); jarum pedoman atau garis yang menunjukkan arah suatu tempat. Mata angin juga berarti arah, jurusan, atau kiblat suatu tempat. Penunjuk arah mata angin dalam peta sangat penting. Penunjuk mata angin membantu kita bisa menjelaskan posisi suatu tempat.
  8. Garis astronomis; berguna untuk menentukan letak suatu tempat atau wilayah.Garis-garis yang tegak disebut garis bujur. Sementara yang garis-garis yang mendatar disebut garis lintang.

Thursday, April 2, 2015

Berikut ini kisi-kisi Ujian Sekolah Tingkat SD/MI. Pada tahun pelajaran 2014/2015 pelaksanaan ujian sekolah didasarkan pada kisi-kisi tahun pelajaran 2013/2014. Bagi sobat/siswa yang memerlukan silahkan download DI SINI

Wednesday, April 1, 2015

Pemahaman Konsep Perkalian Siswa SD Kelas Rendah Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik

Oleh : Suryo Hanjono, S.Pd

Karakteristik matematika di antaranya adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Siswa mengalami masalah secara komprehensif maupun secara parsial dalam matematika. Matematika menjadi sulit dipahami dan dimengerti. Matematika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Kondisi ini menjadikan minat dan motivasi terhadap matematika tidak dapat tumbuh maksimal. 


Variabel masalah kesulitan belajar matematika antara lain penggunaan metode, strategi belajar, alat peraga dan juga bisa dimungkinkan oleh karena pemilihan model pembelajaran yang dilakukan guru kurang tepat dengan kondisi yang ada. 

“Rendahnya kemampuan siswa-siswa Indonesia di matematika, sains, dan membaca juga tercermin dalam Programme for International Student Assessment (PISA) yang mengukur kecakapan anak-anak berusia 15 tahun dalam mengimplementasikan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia nyata. Indonesia telah ikut serta dalam siklus tiga tahunan penilaian tersebut, yaitu 2003, 2006, dan 2009. Hasilnya sangat memprihatinkan. Siswa-siswa Indonesia lagi-lagi secara konsisten terpuruk di peringkat bawah. Kita tunggu bersama hasil penilaian tahun 2012.”

Kasus kecil menjadi fatal yaitu ketika siswa belum memahami konsep perkalian dasar. Mengapa dengan perkalian? Perkalian merupakan konsep mendasar yang harusnya dikuasai siswa. Operasi hitung perkalian merupakan lanjutan materi penjumlahan di mana perkalian merupakan bentuk lain dari penjumlahan berulang. Perkalian sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah siswa di lingkungannya. 

Fakta yang ada kemampuan siswa dalam hal operasi perkalian ternyata masih rendah. Terbukti ketika siswa pada sekolah jenjang lanjut menemui masalah pada pengerjaan hitung yang melibatkan perkalian yang lebih kompleks. Siswa cenderung tidak dapat mengambil satu cara berpikir praktis terhadap penyelesaian masalah perkalian yang dihadapinya. Artinya mereka belum bisa mendapatkan konsep mendasar tentang perkalian. Misalnya ketika siswa dihadapkan pada soal sederhana 56 x 5. Siswa mengerjakan hanya dengan cara bersusun pendek dan jarang ditemui kreativitas lain selain cara yang diberikan oleh gurunya. Mereka terjebak dalam satu lingkaran masalah dan sulit mengeluarkan dirinya dari masalah-masalah tersebut. 

Hal ini dapat dihindari apabila siswa tersebut dapat menarik hal-hal praktis yang ada pada soal. Cara pengerjaan tidak hanya seperti yang pernah diajarkan guru. Langkah pengerjaan dapat dikembangkan sendiri olehnya sehingga mereka dapat menemukan langkah mana yang nyaman untuknya. Bisa saja dikerjakan dengan memanfaatkan sifat-sifat operasi perkalian yaitu distributif. Sebenarnya keadaan ini dapat dihindari apabila sejak dini telah tertanam konsep perkalian secara mantap. Kebermaknaan belajar materi perkalian harus benar-benar dipahami siswa. 

Proses pembelajaran yang monoton tidak akan dapat menggali potensi-potensi yang ada pada individu siswa. Orientasi pengajaran cenderung memperlakukan siswa berstatus sebagai obyek, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner; materi bersifat subject-oriented dan manajemen bersifat sentralis. Orientasi pendidikan yang demikian menyebabkan praktek pendidikan terisolir dari kehidupan nyata yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan kebutuhan pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak sejalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian.