SD N 02 Selokaton, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah >>> ”TERWUJUDNYA SISWA SDN 02 SELOKATON YANG TAQWA UNGGUL HANDAL TANGGAP IPTEK DAN BERKARAKTER PANCASILA”>

Sunday, March 2, 2014

Peran Perpustakaan Dalam Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Perpustakaan

Oleh : Weni Kurniawati (Staf Pustakawan)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala produknya telah mempengaruhi percepatan arus globalisasi. Kemajaun ilmu pengetahuan dan teknologi ini, di satu pihak memberi kemudahan bagi manusia. Misalnya,informasi yang dahulu sulit diakses masyarakat dengan adanta alat komunikasi yang canggih memungkinkan manusia untuk lebih mudah dalam mengakse snya, bahkan dengan biaya yang relatif murah. Namun disisi yang lain, arus globalisasi yang sangat cepat seringkali pula mempengaruhi pola pergaulan dan gaya hidup yang kadang justru menimbulkan masalah baru yang lebih besar. 

Keadaan ini jelas akan berpengaruh pad Poses dan praktik pendidikan. Pendidikan sekaligus pembelajaran perlu disesuakan dengan model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk lebih aktif mencari informasi yang diperlukan, sementara guru berkewajiban memberi arahan, contoh, dan dorongan. Tuntutan akan keluwesan dan kelonggaran waktu dan tempat belajar semakin diperlukan. 


Perpustakaan sekolah merupakan bagian dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadannya dari lingkungan sekolah. Sebagai salah satu sarana pendidikan, perpustakaan sekolah memiliki peran sebagai penunjang bagi seluruh warga sekolah, juga membantu guru dan siswa dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah juga memungkinkan guru dan siswa memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk membaca dan memperoleh tambahan pengetahuan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.Berangkat dari keadaan yang demikian, kiranya perlu dipertimbangkan tentang peran perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di sekolah dalam menumbuhkan minat membaca pada siswa melalui pembelajaran berbasis perpuistakaan. 

Minat menurut kamus lengkap bahasa Indonesia adalah keinginan yang kuat, gairah; kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Pada lingkungan sekolah, perpustakaan mempunyai peran sebagai penyedia fasilitas untuk meningkatkan minat baca siswa. Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki seseorang, termasuk anak anak dalam usia sekolah. Membaca merupakan kegiatan penyerapan ilmu pengetahuan dan informasi lebih intens daripada menonton. Memang berbeda antara orang yang doyan membaca dengan orang yang tidak suka membaca. Banyak manfaat dari banyak membaca antara lain dapat merangsang sel otak untuk menumbuhkan kreativitas, meningkatkan perbendaharaan kata, dan membantu mengekpresikan pemikiran (Lasa Hs, 2009) 

Perpustakaan sebagai sumber informasi berbagai bidang dapat digunakan sebagai pengembangan ketiga kecerdasan tersebut. Sebab kecerdasan intelektual misalnya dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan tidak saja berupa pendidikan formal, tetapi bisa melalui pendidikan sepanjang hayat/long life education. Untuk itu mereka harus memiliki sikap melek informasi.Yakni kesadaran akan kebutuhan informasi seseorang, mengidentifikasi, pengaksesan secara efektif efisien, mengevaluasi, dan menggabungkan informasi secara legal ke dalam pengetahuan dan mengkomunikasikan pengetahuan itu kepada orang lain. Dengan kesadaran ini akan mendukung perkembangan proses pembelajaran sepanjang hayat. 

Kemudian kecerdasan emosional dapat ditumbuhkan melalui literatur. Yakni menggabungkan secara sadar pikiran, perasaan, dan tindakan untuk bersahabat dengan diri sendiri dan orang lain. Dalam pengembangan kecerdasan emosional ini para ahli psikologi berpendapat bahwa kecerdasan intelektual hanya mampu menyumbang 20 % dalam menentukan keberhasilan seseorang, sedangkan 80 % dipengaruhi oleh faktor lain termasuk faktor kecerdasan emosional. Kemudian kecerdasan emosi akan bekerja secara sinergis dengan ketrampilan kognitif. Maka orang-orang yang berprestasi tinggi biasanya memiliki kedua-duanya. 

Di satu sisi, orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan memiliki kesadaran diri/self awarennes, pengaturan diri/self regulation, motivasi/motivation tinggi, empati/emphaty, dan ketrampilan sosial/social skill (Forum Kajian Budaya & Agama, 2001) 

Melalui bahan informasi yang dikelola perpustakaan tentang semangat, motivasi, dan kepribadian, orang akan mampu mengembangkan kecerdasan spiritualnya. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan memiliki sifat dan perilaku yang jujur, ingin dirinya bermanfaat, semangat mencipta, rendah diri, bersyukur, suka memberi, dan disiplin (Sutawi, 2009) 

Memperhatikan asal dari dorongan untuk berperilaku, dapat diprediksikan bahwa minat dan kegemaran membaca timbul dalam diri anak maupun dari orang-orang disekitar anak. Oleh sebab itu, upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu melibatkan unsur-unsur berikut: 

  1. Anak didik untuk semua jenjang pendidikan 
  2. Guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah 
  3. Sekolah ddengna berbagai program kegiatan yang mendukung pengondisian tumbuhnya munat dan kebenatan membaca 
  4. Orang tua di rumah 
  5.  Lingkungan masyarakat di luar sekolah
  6. Lembaga-lembaga masyarakat 
  7. Pemerintah dengan berbagai program misalnya bulan Mei sebagai bulan buku nasional, hari kunjung perpustakaan setiap bulan September, dan program yang diadakan dalam peringatan hari aksara internasional setiap bulan September. 

Telah menjadi keyakinan umum bahwa membaca adalah kebiasaan yang bermanfaat. Membaca akan membawa seseorang pada tujuan yang didinginkannya dan bahawa perpustakaan memiliki peran dalam menumbuhkan karakter gemar membaca. Mengingat masih ditemukannya minat membaca yang rendah pada anak didik, Arif furqon (2007) dalam elin Rosalin (2008) menawarkan beberapa strategi yang perlu dikembangkan untuk merealisasikan pembelajaran bebbasis perpustakaan, yaitu : 

  1. Guru bersama-sama dengan perpustakaan mendesain program silabus pembelajaran berbasis perpustakaan, termasuk cara mengevaluasi keberhasilan belajar siswa, dilakukan satu semester sebelum KBM dilaksanakan 
  2. Perpustakaan menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan oleh mata pelajaran yang sudah harus selesai sebelum KBM mata pelajaran tersebut 
  3. Siswa dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran berbasis perpustakaan disampaikan pada awal KBM 
  4. Guru melaksanakan pembelajaran 
  5. Guru memonitor perkembangan dan melakukan penyesuain 
  6. Pada akhir semester, guru kelas dan pihak perpustakaan melakukan evaluasi keberhasilan program untuk pengembangan 
  7.  Hasil evaluasi digunakan untuk membekali desain program untuk meningkatkan kinerja program. 

Sementara itu, dalam artikelnya David Loertscher & Blanche Wools (2003), memberikan saran untuk mengimplementasikan program pengajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis perpustakaan sebagai berikut: 

  1. 1. Ciptakan lingkungan informasi yang kaya teknologi di perpustakaan 
  2. Lengkapi perpustakaan dengan seorang pustakawan pengajar profesional dan pegawai teknis 
  3. Ketika seorang guru dan pustakawan berkolaborasi dalam proses pembelajaran, mereka harus memulai dengan standar tertulis yang sudah dibangun 
  4. Selanjutnya guru dan pustakawan membuat sebuah rubrik yang memuat isi materi, ketrampilan informasi dan kontribusi teknologi dan sejumlah bahan bacaan yang harus dibaca oleh siswa selama dalam pengalaman program pembelajaran. 
  5. Para siswa akan menyadati apa yang sesungguhnya diharapkan untuk mereka pelajari dan mengherjakannya ddalam sebuah lingkungan informasi yang kaya teknologi 
  6. Guru dan npustakawan mengajar bersama-sama 
  7. Kedua partner tersebut menguji sejauhmanansiswa berhasil mencapai standar tertulis melalui rubrik yang telah diberikan 
  8. Kedua partner tersebut mengukur keberhasilan mereka sendiri secara realistis dan memodifikasi strategi mereka 
Maka, untuk mendukung pembelajaran berbasis perpustakaan, perlu pengembangan konsep perpustakaan sebagai pusat sumber informasi, yaitu perpaduan antar fungsi perpustakaan dan pusat multi media untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Dengan diciptakannya atmosfer sekolah sepertin itu, naka akan menunjang adanya pengembangan program kebiasaan membaca untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Penediaaan sarana dan prasarana untuk peningkatan kegemaran siswa diharqapkan akan berpengaaruh positif terhadap peningkatan ketrampilan membaca dan minat membaca. 


Referensi: 

Rosalin, Elin. 2008. Pemanfaatan Perpustakaan dan Sumber Informasi.Bandung: Karsa Mandiri Persada 
Zul Fajri, Em. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

1 comment:

Unknown said...

Saya setuju dengan tulisan diatas (insyaallah saya selesai kok bacanya hehehe...)
Dan ternyata minat baca anak-anak SD N 02 Selokaton sangat luar biasa....tinggal mengarahkan, hebat.
Selamat untuk SD kita...